Minggu, 10 Januari 2010

KESEDIAN MASA KECIL KU..



Perjalanan hidup yang pernah aku alami serasa bagai panggung sandiwara,penuh kemelut juga tragedi yang sangat memilukan.
semasa aku kecil,aku sudah banyak mengalami gejolak,tak ada bahagia,tak ada damai, dan tak ada kasih sayang dari orang tua.
Dulu aku sangat merindukan pelukan hangat dari ibu dan bapak seperti yang aku lihat dari diri teman-teman sebaya ku yang mendapatkan kasih sayang dari orang tua mereka.
Yang terjadi saat itu benar-benar sangat menggiris hatiku.Yang kudengar setiap hari hanya pertengkaran,tak ada kedamaian.Melempar kursi,melempar barang-barang,saling pukul dan tidak ada yang mau mengalah,selalu membela diri sendiri.Teriakan dan caci maki terdengar setiap hari dan sepanjang malam.Ibu selalu membawa nama 'bulek'(adik kandung ibu) tapi aku tak tau apa yang terjadi.Yang kurasakan hanya ketakutan.
Hatiku memang sakit dan kalut,tapi aku masih terlalu kecil untuk merasakan itu.Hari demi hari,aku semakin merasa kesepian.Ibu bekerja di siang malam sebagai pramugari bus malam.Kami jarang ketemu,kalaupun pernah itupun hanya sebentar saja.Saat itu aku masih duduk di bangku TK,setiap pagi aku harus bangun sendiri,mandi sendiri,apapun sendiri bahkan berangkat sekolahpun sendiri.Sedang teman-temanku yang lain selalu diantar orang tua mereka.Aku sangat iri melihat mereka.
Bapak jarang berada dirumah,tapi setiap kali ia di rumah,ia yang mengurusiku,memandikan dan menyisir rambutku.Selebih nya aku hanya ditemani kakakku laki-laki,mbah putri dan mbah kakung,tapi mereka juga sibuk perjualan nasi.
Waktu terus berlalu tapi situasi tak pernah berubah.Setelah kau memasuki bangku SD tiba-tiba ibu memutuskan untuk membawa kami tinggal di rumah eyang kakung (ayah dari ibu) yang sudah menikah lagi dengan pembantu rumah yang beranak satu sebaya dengan kakak laki-laki ku.
Hari yang kulalui didesa bersama ibu dan kakak ku serasa asing ,karena eyang tak pernah perdulikan kami.ia hanya perhatikan anak tirinya.Eyang selalu membeda-beda kan kami.Setiap kali merebut mainan eyang selalu membela anak tirinya dan tak segan-segan memukul kami.Dan ibu tak pernah sekalipun bicara karna kami hanya sekedar numpang tinggal disana.Aku sedih..
Walau kami dianak tirikan tapi kami mencoba untuk menerima.Sampai suatu saat ibu pergi entah kemana,siang malam kami gak tidur menantikan ibu pulang,tapi ibu gak pernah pulang.
Bulan demi bulan berlalu tak ada kabar ibu kemana,bapak pun tak pernah datang menjenguk kami.Akhirnya aku dan kakakku berniat untuk minggat dari rumah eyang dan pulang kekota mencari ibu.Dengan masih berseragam kami meninngalkan rumah menuruti jalan tanpa tau arah,kamipun kelelahan menahan haus sampai aku tak sadarkan diri.Ketika membuka mata aku dan kakaku sudah dikelilingi banyak orang.Pak sopir,kenek angkutan sampai tukang ojek berusaha mengitrogasi kami,kami hanya bisa menangis ketakutan,mereka memberi kami makan dan minum penuh rasa iba,membawa kami tinggal di rumah yang tak jauh dari tempat angkot entah jurusan mana.
Selang beberapa jam setelah aku tertidur kelelahan tiba-tiba aku dibangunkan kakakku,ku lihat eyang duduk menatap kami penuh tanda tanya.
Waktu itu eyang membawa kami kembali tapi tak kerumah,eyang menitipkan kami pada keluarga Pak Kardi (kepala sekalah SD)yang kebetulan masih kerabat dekat.Dari situ kami merasa menemukan sesuatu yang hilang selama ini.Bapak dah Ibu Kardi juga ke 6 anak mersa yang hampir sebaya dengan kami sangat baik.Kami bermain bersama,berangkat sekolah bersama,menggebalakan kambing bersama,bermain air dikali.Sungguh keceriaan yang tak dapat terlukiskan.Sejenak aku bisa melupakan kerinduan ku pada ibu juga bapak,dan lebih menggembirakan aku dan kakaku mendapat peringkat kelas juga murid teladan di sekolah,kebahagiaan yang tak terkira.
Entah apa yang terjadi berikutnya,tiba-tiba bapak datang mengunjungi kami dan membawa banyak oleh-oleh untuk kami.Akhirnya bapak mengajak kami untuk pulang ke kota tanpa meminta ijin pada ibu juga eyang.Dalam hati aku selalu bertanya kemana ibu pergi,kenapa tak pernah datang menjenguk kami.
Sesampainya kami di kota,bapak mendaftar kan kami di sekolah SD tempat bulek mengajar.Bulek menjadi guru kami waktu itu,sampai akhirnya bapak dan bulek memutuskan untuk menikah dan merawat kami bersama,saat kami memanga sangat membutuhkan kasih sayang seorang ibu.Aku tidak tau apa ynag aku rasakan saat itu,senang atau kecewa,tapi lambat laun akupun mulai bisa menerima kenyataan yang ada.
Waktu mengajarkan kami untuk lebih dewasa,bukan lagi berharap bermanja.Sikap bulek yang sangat merperhatikan kami membuat kami tidak beralasan untuk menolak bulek menjadi ibu baru buat kami.Hatiku bagai dicabik-cabik ketika aku mendengar bulek bicara bahwa ibuku telah menikah lagi dengan teman bapak.Lengkap sudah kesedihanku.Aku tak tau kenapa semua meski harus seperti ini..
Aku menyayangi mereka walaupun mereka telah memperlakukan kami seperti itu.Aku tetap menghagai apapun keputusan mereka,karna mungkin TUHAN punya rencana baek di balik ini semua.Kini aku menjadi wanita dewasa yang sudah terbiasa dengan gejolak hidup,aku menerima sebagai anugrah hidupku karena dengan semua peristiwa masa kecilku buat ku menjadi seorang yang tegar.

Tidak ada komentar: